Senin, 07 Februari 2011

Your Call, Secondhand Serenade

Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry
call I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, Early Summer
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet
 
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
 
Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh
Cause every breath that you will take
when you are sitting next to me
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy?
(What's your, what's your, what's your...)
 
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight 
 
And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home
x4
(I know everything you wanted isn't anything you have)
 
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
 
Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
(I know everything you wanted isn't anything you have)

 

Senin, 28 Juni 2010

survive!

Aku akan menjalani lembaran baru. Di tempat yang asing penuh tantangan. Malam pertama dibuka dengan mimpi yang sangat aneh. Mimpi yang kualami dengan sadar..... aku tahu aku sedang bermimpi... aneh kan???
Lalu bertemu dua makhluk lucu..... tapi berbahaya... menyita hidupku. Lalu tanggung jawab yang harus aku pikul, karena aku sendiri. Banyak kekuranganku. malas, tertutup, tidak mempunyai inisiatif, tidak pandai bergaul... hehehehe...
Aku agak sedikit canggung.... aku takut aku tidak akan betah di sini, tapi aku yakin, karena ini cita-citaku!
Punya kamar sendiri dengan dua kasur, berkipas angin. lemari besar dan kaca yang tidak kalah besarnya... hahahaha.... barang penting untuk orang narsis.... besar.... luas.... hehehehe..
rumah, di perumahan padat penduduk, di tengah kota. depan warnet.... keluar perumahan langsung ada swalayan... lurus terus, alun"..... naik becak ke malioboro...ckckckck.... GRAMEDIA, naik trans jogja....hehehe
sekolah? memang repot.... harus naik bis trus jalan kaki.... walaupun ada motor.... hehehe... pulang naik trans Jogja....ckckckck. Apalagi sekolahku pernah menjadi percontohan DepAg , aku yang Non harus bisa menyesuaikan diri... hehehe sudah latihan di SMP.... walaupun aku tidak memusingkan hal itu.
macet,polusi,tetangga(orang yang tidak suka bersosialisasi dengan tetangga..hehehe),tugas rumah...deELEL...
aku yakin aku bisa!

Senin, 21 Juni 2010

ENOUGH!

" Papi! kamu memang brengsek !!!!"
" Halah perempuan murahan kamu! kamu yang harusnya ngaca!!"
Bonnie terkejut begitu dia keluar dari kamarnya karena lapar. Bonnie menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi, lalu menutup pintu kamarnya lagi. Mematikan tvnya dan membuka jendela. menyingkirkan semua benda di atas meja lalu duduk diatasnya, dengan kepala terbenam ke dalam kedua lutut ditutupi kedua tanganya.
Bonnie menutup matanya. terdengar samar" pertengkaran kedua orang tuanya. Entah mengapa Bonnie merasa kedinginan lalu semakin merapatkan dekapan lututnya. Dingin rasanya, dingin sekali.

Itulah sepenggal kisah dari cerpen berjudul 'Enough' karya saya... maaf ya tidak saya posting karena terlalu panjang... takut bosan...hehehe, jadi sinopsisnya aja ya... ^^
Cerita ini dilakoni oleh seorang gadis yang baru lulus dari sekolah seni di Amerika yang pulang ke Indonesia dengan disambut perceraian orangtuanya yang mengkorbankan Bonnie adik laki-lakinya. Gadis ini bernama Silky. 
Papinya yang gila kerja dan suka main tangan membuat sang Mami tidak tahan lalu memutuskan untuk memilih laki-laki lain dibelakang. Hal-hal itu yang membuat Bonnie terluka batinya. Setiap hari Bonnie mengenyam pertengkaran kedua orang tuanya, yang lebih parah tidak ada Silky di sini. Untunglah ada Vanda yang peduli pada Bonnie. Tetangga sekaligus teman sekolah dari TK itu tahu bagaimana keadaan keluarga Bonnie sehingga Vanda tahu apa yang harus dilakukannya pada Bonnie yang sekarang sama-sama duduk di bangku SMA.
Kenyataan pahit itulah yang mendorong Silky untuk membawa Bonnie yang sudah terlanjur trauma ke tempat yang aman. Tapi apa daya, mereka ditampung oleh Pakdhe yang bersikap dingin padha mereka. Alhirnya Silky berusaha menata hidupnya kembali. Sesuai dengan bakatnya dia memilih sebagai guru tari di sebuah studio tari milik Davin yang juga seorang dancer. Akhirnya Bonnie dan Vanda ikut ke dalam klub dance itu. Memang sudah turunan, Sang Mami, Alicia Christen, adalah seorang balerina.
Banyak yang terjadi dalam hidup Silky. Orang tuanya,pakdhenya yang dingin, perselisihan VandaBonnie vs Marie adik Davin, sampai kisahcintanya sengan Davin.
Sampai pada titik batas Silky, masalah semakin memuncak. Silky shok dengan semua ini sehingga dia menangis di dalam studio sendirian lalu kepergok Bonnie yang sedari tadi mencari-cari Silky. Ada pergolakan dalam diri Bonnie. Dia memberanikan diri untuk menemui maminya dan mencaci maki sejadi-jadinya karna telah membuat kakaknya menangis. Tamparan keras sang Mami menghentikan cacian Bonnie.
"lagi, Mi! ayo lagi! udah puas mami bikin nangis Cici? Mami ga tau kan gimana sakitnya Cici??!! mami ga tau kan sakitnya Bonnie liat Papi sama Mami kayak gini? ga seberapa, mi.."

Penasaran???? hehehe... kalau ada waktu aku postingin yang utuh ya...... hehehe

Bagaimana Aku Dengannya?

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Rasa itu sudah hadir sebelum aku beranjak remaja. Pernah dia duduk sebangku denganku, lalu mukaku merona dan tak sanggup memandang wajahnya. Mendengar suaranya membuatku berbunga-bunga, apalagi tersenyum.Tak bisa dibayangkan ketika membicarakan sesuatu dengannya. Aku harus memikirkan kata apa yang harus ku ucapkan. Tak pernah seperti itu pada yang lain. Tapi aku tidak merasa berdebar-debar juga.
Akhirnya aku berpisah lama. Sesekali aku lihat dia berjalan atau sedang bersama teman-temanya. Tak pernah lepas mataku dari wajahnya. Lalu entah ada keajaiban atau keberuntungan sedang berpihak padaku. Aku bertemu dengannya. Awalnya aku tidak berbicara dengannya, walaupun ada didekatnya. Sampai pada akhirnya aku bisa bicara denganya sampai berdiri bersebelahan. Senangnya.
Akhir-akhir ini juga sering bicara walaupun tidak secara langsung. Awalnya aku merasa berbunga-bunga sampai-sampai aku tidak tahu kata apa yang harus aku ucapkan, tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa.
Kata teman-temanku ini yang dinamakan rasa suka.Tapi aku tidak yakin. Aku tidak berusaha supaya menjadi seorang yang spesial seperti teman-temanku. Aku cukup senang dia mengajakku bicara, itu sudah cukup. Jadi mau rasa apa yang ada padaku?

Selasa, 08 Juni 2010

Balada Sang Murid

Ketika maha surya menyapa, Sang Murid harus bergegas memakai kemeja
Tak lupa mengecup tangan bundanya, sambil berharap ada lebih rupiah di situ
Hitung-hitung menampah kenyang perutnya, untuk bertahan sehari itu

Aduh, rupanya lonceng sudah tak sabar
Bukan hanya lonceng yang tak sabar, namun pula Sang guru yang sudah menghadang.
Dengan kumis yang menambah elok rupanya sambil berdiri gagah di hadapan Sang Murid
Sang Murid tertunduk malu-malu, lalu disalaminya pahlawan tercintanya itu

Rupanya sudah ada wajah-wajah yang mengharapkan kedatangan Sang Murid
Teman-teman sebaya, hidup bersama setiap hari.
Menemani Sang Murid belajar dengarkan Sang Guru
Mengajak Sang Murid untuk menyapa dan tertawa
Memberi Sang Murid pedoman dan perasaan. Suka, benci, sedih, senang, dan marah.
Ingin rasanya menghilangkan mereka dari hidup ini, emm... ingin selalu bersama meraka.

Sang Murid tak pernah kesepian.
Selalu ada Sang Guru yang memberi permata-permata indah berguna
Sangat menyenangkan  diberikan hal-hal istimewa
Terkadang Sang Murid tertusuk olehnya
Namun Sang Guru mengajarkan untuk menantang sudut-sudut tajam, yang membuat membuat Sang Murid berhasil membawanya pulang
Akankah lupa Sang Murid jika sudah menampakan senyum setelah kepedihan?
Ingatkah akan sayatan di telapak Sang Guru saat memberikannya pada Sang Murid?

Waktu berjalan bersama hembusan nafas, lembut tak berasa
Sang Murid beranjak dewasa seraya bertambahnya uban di sela-sela rambut Sang Guru
Tentu saja kerutan di otak Sang Murid akan bertambah
Merekam peristiwa-peristiwa yang membangun hidup Sang Murid
Senangnya mendapat nilai sempurna, sedihnya menjadi tujuan kebencian, marahnya ketika dicurangi, sampai asyiknya bergosip di tengah pelajaran.
Sudah selesai

Kemarin, terbiasa hidup di tengah mereka
Hari ini, tidak
Sang Murid harus melangkah pergi, memang itu impianya
Jangan halangi mimpinya
Melangkah maju, temui jalan baru
Lepaskanlah dengan semangat dan senyuman
Sang Murid akan selalu mengingat teman-teman dalam hatinya
Lalu, sedalam-dalamnya pada Sang Guru
Maaf, saya hanya dapat mengucapka terima kasih

The Big Bad Boy ( personel )

Rafael > vokal & gitar
4 April 1994
~ Bernuka banyak, pandai menipu.
~ Mempunyai masa lalu kelam.
~ Tidak pandai berteman
~ Sangat mencintai piano.





Gabriel > gitar.
4 April 1994
~ Ramah dan baik hati.
~ Sangat menyayangi saudara-saudaranya.
~ Pandai mengambil hati orang.
~ Sangat menyukai musik.








Rio > drum.
30 Mei 1993
~ Pandai mencairkan suasana.
~ Suka sekali tertawa.
~ Baik dan suka menolong.
~ Tidak suka alat musik melodi, walaupun bisa beberapa.





Michael > bass
4 April 1994
~ mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi.
~ Baik tapi blak-blakan.
~ Suka dengan hal baru dan tantangan.
~ Paling dekat dengan saudara-saudaranya.





Gabriella > vokal
7 Juni 1995
~ Menyenangkan tapi ceroboh.
~ Paling tidak suka menghibur orang yang sedang bersedih.
~ Paling peka jika terjadi masalah.
~ Hanya bisa menyanyi dan tidak bisa memainkan satu alat musikpun.